Sunday, August 5, 2018

5 Batasan Dalam Menentukan Definisi Musik (Michael B. Bakan)

Bila kita hanya mendefinisikan musik sebagai “bunyi yang enak didengar” maka akan muncul berbagai macam cara pandang yang berbeda dan sangat beragam. Kata “enak” sangat bersifat subjektif tergantung dari berbagai macam faktor. Ketika mendengarkan bunyi-bunyian sebagian orang mengatakan itu adalah musik, sebagian lainnya mungkin mengatakan bukan musik hanya sekedar bunyi berisik, dan sebagian lainnya dilematis dalam membedakan musik, sekedar kata-kata, atau do’a, bagian kelompok tertentu menyebutkan doa mereka memang berupa musik namun ada pula kelompok tertentu yang melarang dengan keras mengatakan bahwa doa mereka tidak boleh disebutkan bagian daripada musik.
Professor of Ethnomusicology, Florida State University

Definisi tentang musik sulit untuk disimpulkan dan dibuat ke dalam satu definisi baku yang yang harus disepakati oleh semua orang. Karena bila dilihat dari proses penciptaannya musik berkembang bersama budaya dalam kelompok masyarakat tertentu, dan budaya setiap negara sangat beragam sehingga karya musik yang dihasilkannya pun beragam pula. Bahkan dalam lingkup yang lebih sempit pun dapat menghasilkan karya musik yang beragam pula, misal di setiap daerah di provinsi jawa barat memiliki beragam jenis musik yang khas di setiap wilayahnya. Bahkan apabila dikaji lebih rinci kita akan menemukan perbedaan dalam budaya yang sama, contohnya alat musik kecapi yang dimiliki oleh seniman-seniman karawitan di jawa barat memiliki perbedaan cara penyetemannya. Nada-nada yang ada pada kecapi “seniman A” mungkin memiliki sedikit perbedaan dengan nada-nada pada kecapi “seniman B” hal itu dikarenakan rasa nada “seniman A” sedikit berbeda dengan rasa nada “seniman B”. Walaupun terdapat perbedaan tidak ada kata mana yang paling benar, karena setiap individu memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu budaya dan karya seni tergantung dari intuisi masing-masing.

Oleh karena itu mustahil apabila kita mengkaji sebuah definisi tanpa mengetahui peranannya dalam budaya (khususnya definisi yang berkaitan dengan seni), namun bukannya budaya di setiap tempat berbeda? Bukankah setiap individu pun memiliki cara pandang masing-masing terhadap budaya? Ya, itulah sebabnya definisi musik tidak dapat dibuat menjadi satu definisi baku yang dianggap paling benar, karena definisi baik yang diutarakan para ahli maupun pendapat personal merupakan cara pandang mereka masing-masing berdasarkan latar belakang budaya dan intuisi yang dibangun selama hidupnya, dan itu sah-sah saja selama masih dalam koridor keilmuan.

Dengan demikian dirasa perlu untuk membuat beberapa batasan ketika kita akan mempelajari definisi musik, sehingga kita akan memiliki kesamaan persepsi. Berikut ini adalah kutipan dan terjemahan bebas dari buku “ World Music :Traditions and Transformations” karangan Michael B. Bakan seorang professor dari Florida State University.
Mari kita samakan persepsi bahwa :
  • 1. Bahan dasar dari segala jenis musik adalah bunyi (dan tidak bunyi/diam)
Semua musik yang ada dalam kehidupan kita berasal dari bunyi, apakah bunyi dari alat musik saja? Tidak! Semua bunyi-bunyian dapat dijadikan bahan dasar musik. Dan yang tidak boleh terlupakan adalah diam, merupakan bahan dasar dari musik yang terkadang dilupakan banyak orang. Seberapa pentingkah diam? Resapi kalimat berikut : tanpa diam maka tidak akan ada perbedaan bunyi namun tanpa bunyi maka itulah diam.
  • 2. Musik merupakan bunyi dan diam yang diatur/diolah dengan berbagai cara
Bunyi dan diam dalam musik tidak dibiarkan begitu saja terjadi namun diatur dan dipilih bunyi apa saja yang akan dihadirkan kapan diberhentikan dan dimainkan kembali, kapan bunyi tersebut digabungkan dengan dengan bunyi yang lainnya. Jadi bunyi dan diam dalam musik diolah atau diatur dengan suatu ‘cara tertentu’.
  • 3. Pengaturan/pengolahan bunyi dan diam tersebut dilakukan oleh manusia, sehingga merupakan bunyi-bunyian yang terorganisir dan bersifat manusiawi (dapat diindra)
Tentu saja cara untuk mengatur dan mengolah bunyi dan diam dalam musik dilakukan oleh manusia, hal inilah yang membedakan musik dengan bunyi-bunyian yang lain. Apakah bunyi nyaring pukulan paruh burung pelatuk dapat dikatakan musik? Tentu saja bukan karena tidak diolah oleh manusia, kecuali bunyi yang dihasilkannya direkam kemudian dijadikan salah satu bahan bunyi dalam musik yang dibuat oleh manusia. Bukankah bunyi yang didapat sama? Betul, namun siapakah yang merekam bunyi tersebut? Manusia, bukan? Campur tangan manusia menjadikan bunyi apapun dapat diolah menjadi musik sehingga menjadi bunyibunyian yang terorganisir.
Bunyi dalam musik bersifat manusiawi, dalam hal ini bunyi dapat diindra dengan baik oleh manusia. Tingkat kekerasan bunyi pun harus bersifat manusiawi, musik dengan intensitas (tingkat kekerasan) dibawah 10 dB yang sulit didengar atau diatas 140 dB yang bisa menghancurkan gendang  telingamu bukanlah musik yang manusiawi.
  • 4. Musik berasal dari niat manusia (bukan suatu ketidaksengajaan-kebetulan), dan dibuat berdasarkan persepsi manusia (dimengerti oleh pembuatnya)
Musik dibuat dengan sengaja, lebih tepatnya diawali oleh niat, yakni niat menghasilkan bunyi untuk bermusik. Bunyi yang terjadi bukan karena niat bukanlah musik, misal bunyi knalpot dari kendaraan bukanlah musik karena pengemudi tidak berniat menjadikan bunyi tersebut sebagai musik, kecuali dengan sengaja membuat corcerto  untuk karya dengan judul “nyanyian knalpot”.
  • 5. Istilah musik tidak dapat dipungkiri terkait dengan budaya barat (Western culture) dan penjabarannya tentu terpengaruh oleh asumsi dan cara pandang orang barat terhadap musik.
Musik merupakan organisasi atau penyusunan bunyi dan diam yang sengaja dilakukan manusia namun tidak semua kegiatan penyusunan bunyi dan diam dapat dikatakan sebagai musik. Karena pada beberapa tempat di luar kebudayaan barat tidak diperkenankan menganggap kegiatan tersebut sebagai musik. Contoh, Adzan; lantunan merdunya tidak dapat dikatakan sebagai musik karena tidak terlahir dalam kebudayaan barat, dan tidak berhak kalangan tertentu menyebutnya sebagai musik karena bukan produk atau turunan dari kebudayaan barat.

 Ada seorang teman yang "seniman" mengatakan; kamu tidak perlu sibuk mencari definisi yang penting berkarya. Namun saya kembalikan; "Apakah arti sebuah karya tanpa definisi"

No comments:

Post a Comment

Popular Posts