Sunday, December 30, 2018

Musik Bambu Minahasa

Minahasa adalah salah satu wilayah yang ada di Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki jenis kesenian tradisional “Musik Bambu”. Klasifikasi kesenian tradisional musik bambu ini termasuk dalam kategori musik orkestra instrumental dengan cara memainkannya adalah ditiup. Keberadaannya di tanah Toar-Lumimuut 9cikal bakal etnis Minahasa) diawali dengan satu jenis alat musik tiup yaitu suling (seruling) atau yang disebut juga “bangsing”. Kemudian dalam perkembangannya dilengkapi dengan jenis musik tiup lainnya seperti korno, klarinet, sxsofon dan bas (overton, cello dan tuba), juga jenis alat musik tambahan lainnya yang tidak ditiup antara lain bas drum (tambur besar), snar drum (tambur kecil), symbal dan kapuraca sebagai pelengkap bunyi dan harmonisasi musik instrumentalia. Satu kelompok musik bambu biasanya beranggotakan sekitar 20-50 orang, yang masing-masing memiliki alat musik untuk ditiup atau ditabuh dan lainnya.

Pada awalnya musik bambu tiup dikenal warga masyarakat di sulawesi Utara sekitar abad 18 melalui adanya sekolah-sekolah Zending yang didirikan oleh bangsa barat. Di sekolah-sekolah ini diajarkan seni suara yang kemudian diiringi dengan musik terutama suling dan musik tiup lainnya. Kesenian ini dapat berkembang di Minahasa karena ditunjang dengan tersedianya atau mudah diperolehnya bahan baku bambu, juga didukung oleh minat dan bakat serta perhatian warga masyarakat terhadap seni musik tersebut.
Pertunjukan atau atraksi kelompok musik bambu biasanya ditampilkan pada acara-acara atau hajatan masyarakat seperti pada pesta perkawinan, upacara kematian (pemakaman jenazah), penjemputan tamu (para pejabat pemerintah dan lainnya) dan pada peringatan hari-hri raya nasional juga dalam kegiatan masyarakat yaitu perayaan hari ulang tahun, syukuran baptisan dan lainnya. Teristimewa pada pertunjukan yang paling bergengsi musik bambu di Minahasa terlihat melalui keterlibatan masyarakat dan dukungan generasi muda dalam perannya ikut memainkan musik ini. 

Demikian pula banyak warga dan kaum muda yang gemar mendengar musik ini, bahkan ada yang telah merekamnya atau memiliki kaset rekamannya sehingga dapat didengar dimana saja baik di rumah, mobil dan di tempat lainnya. Sehubungan dengan itu, maka antisipasi para pelaku seni dalam mempertahankan kesenian khas musik bambu Minahasa ini adalah berupaya terus untuk meningkatkan mutu/kualitas bunyi irama yang harmonis melalui penyajian lagu-lagu yang tidak terbatas pada lagu daerah saja melainkan dapat tampil dengan lagu-lagu yang digemari masyarakat umum sebagai konsumen. Juga melakukan regenerasi pelaku seni oleh para pelaku seni senior agar dapat dilestarikan oleh generasi selanjutnya.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts